Michael Jordan, dinobatkan sebagai pemain basket terbaik versi ESPN pada 13 Maret 2020. Bukan hanya pemain terbaik, Michael juga dinyatakan sebagai atlet terkaya versi Forbes. Kekayaannya diperkirakan sudah mencapai US $ 2,2 milyar.

Dengan sumber pemasukan bukan hanya dari bidang olahraga basket, tetapi juga merambah ke dunia bisnis lain seperti pemiliki klub Charlotte Hornets, restaurant, dealer mobil, brand merek sepatu olahraga dsbnya. Dimana secara signifikan, kekayaannya terus bertambah dari waktu ke waktu. Bahkan  terus bertambah meskipun ia telah menyatakan pensiun dari dunia basket. Kesuksean financial seperti ini, bukan hal yang umum dialami atlet.

Siapa orang yang berhasil memfasilitasi Michael mencapai keberhasilan ini?

Ayahnya, James, disebutkan sebagai salah satu orang telah memfasilitasi MJ. James menanamkan nilai-nilai dalam dirinya. Dan bertindak sebagai guru, trainer, mentor sekaligus coach bagi MJ sampai ia masuk dalam lingkaran pemain professional. Dimana dalam lingkaran pemain professional, tugas yang dilakukan oleh James, diambil alih oleh pelatih professional.

Cerita tentang kehadiran James dalam setiap pertandingan MJ, yang disampaikan dalam biografi maupun film dokumenternya (Last Dance) menjadi bukti besarnya dukungan James sebagai seorang ayah.

Dalam hubungan ayah-anak, Michael sangat dekat dengan ayahnya. Ia meng-idola-kan ayahnya. Terlihat dalam penampilan mereka yang sangat mirip satu sama lain.  Potongan rambut. Cara berbicara. Bahkan tulisan tangan keduanya sulit dibedakan.

Oleh karena itu, ketika James meninggal, yang disebabkan oleh tindakan criminal oleh beberapa orang yang tak bertanggungjawab, MJ sangat sedih. Kesedihan ini yang menjadi alasan MJ memutuskan untuk pensiun dini dari basket. Keputusan untuk pensiun dini MJ yang pertama. Setelah itu, MJ sempat kembali bermain ke basket, sebelum akhirnya menyatakan pensiun dini kembali di tahun 2003 hingga sekarang.

Ibunya, Delores Jordan, merupakan satu lagi orang penting dalam kehidupan MJ. Kemampuan Delores untuk mengarahkan MJ, terlihat pada proses penandatangan kontrak dengan Nike. Jika saat itu MJ tidak mengikuti saran Delores, maka tidak akan ada kontrak dengan Nike. Yang dari tahun 1984, saat kontrak ditandatangani, hingga saat ini, Nike telah membayar kepada MJ sebesar US $ 1,3 milyar. Delores juga mengarahkan MJ untuk membangun beberapa lembaga sosial, sebagai bagian dari tanggungjawabnya mendukung komunitas.

Ini yang istimewa dalam pengasuhan MJ. Masing-masing (ayah dan ibu) menyelesaikan peranannya dengan sangat baik. Pengasuhan bersama ini, memfasilitasi MJ tumbuh menjadi peribadi yang

  1. Mengerti ke-otentik-an dirinya.
    Kelebihannya untuk bermain basket, tidak dimiliki oleh orang-orang lain.
  2. Tidak ada kompromi
    MJ memahami bahwa dirinya perlu berupaya agar kelebihannya mampu menjadi jalan meraih masa depan cemerlang. Upaya ini dilakukan dengan latihan serius, konsisten dan kontinyu, selama 5 hingga 6 jam setiap hari. MJ tidak mentolerir alasan-alasan yang tidak memberdayakan.
  3. Untuk MJ, bekerja menjadi cara untuknya menghasilkan dan mempertahankan karya. Maka ia tidak pernah berhenti untuk selalu berkarya. Kesuksesan yang telah diraih, tidak menghentikan langkahnya. Pensiun dini, bukan berarti dia bermalasan menikmati hari, tetapi justru digunakan untuk berkarya di berbagai bidang lain. Ia membangun klub Charlotter Hornet (klub basket). Mengembangkan Air Jordan Nike. Bisnis property. Membuka dealer mobil. dsbnya
  4. MJ memiliki harapan tinggi untuk semua target pencapaiannya. Ia tidak terbiasa menyerah. Ia selalu berusaha untuk menemukan jalan keluar dari hambatan yang dihadapi untuk mencapai tujuan.

Cerita ini sedikit berbeda dengan cerita tentang Hee Ah Lee, Hellen Keller dan Thomas Alfa Edison yang telah saya sampaikan sebelumnya.  MJ tergolong anak-anak yang ketika mendapatkan perhatian khusus, mampu meraih masa depan yang jauh lebih baik. Maka saya tertarik untuk mengangkat cerita MJ, karena keunikan pengasuhan yang diterimanya. Orangtuanya, bersama-sama, mampu memberikan perhatian khusus pada MJ dengan melakukan kerjasama  bersinergi yang baik. Hal yang langka. Umumnya anak-anak yang berhasil, hanya satu dari kedua orangtua yang memiliki perhatian khusus. Maka sudah sepantasnya jika MJ meraih masa depan yang tidak semua orang punya kesempatan meraihnya.

Disclaimer : Cerita tentang MJ dipusatkan pada keberhasilannya sebagai atlet Basket dan kemampuannya mengelola financial. Tentu saja ada hal-hal lain yang untuk orangtua lain masih perlu digarisbawahi. Its Oke. Karena setiap orangtua bersama anaknya punya mimpi yang berbeda.  Maka kita ambil saja yang bermanfaat.

selanjutnya klik di