Catatan Bunda Nefri
8 Agustus 2020

Selamat pagi
Selamat berakhir pekan
Semoga bahagia bersama keluarga.

Ijin untuk menyampaikan terima kasih. Atas lancarnya kelas Private Special Parenting, tanggal 29 sampai 31 juli 2020, jam 13.00 sampai jam 15.00. Kelas yang pada awalnya saya persembahkan untuk orangtua dengan anak berkebutuhan khusus atau guru yang mendampingi. Tetapi kemudian berkembang menjadi kelas untuk orangtua umum. Pesertanya ada orangtua anak berkebutuhan khusus, ada orangtua dengan anak reguler. Demikian juga guru.

He he he
Masuknya orangtua dengan anak reguler, saya sengaja, untuk men-challenge diri saya sendiri. Untuk mengetahui sampai sejauh apa dampak yang mungkin timbul setelah kelas selesai. Dampak di orangtua dengan ABK dibandingkan dengan orangtua dengan anak reguler. Karena sebagaimana kelas training saya yang lain, kelas PSP, perlu ada output mampu,bukan hanya output knowledge.

Alhamdulillah, ternyata insightnya mengembirakan.

Ini adalah 2 insight dari peserta.

Testimoni/ Insights:

==============================
Izzah:
ibu muda dengan 3 anak batita reguler(batita = bawah tiga tahun). Memutuskan pensiun dini dari jurnalis untuk mengasuh ananda

Paparan Bunda Nefri terasa begitu menyentuh sekaligus memotivasi. Banyak yang serupa, namun bunda dalam setiap penyampaiannya mampu menghadirkan ‘rasa’. Membuat saya kembali tersadar bahwa membersamai anak adalah perjalanan panjang yang menantang namun sarat makna, unik, dan sangat personal.

Melalui PSP ini saya dibantu untuk “connecting the dots” hingga mampu menjawab apa goal utama dari perjalanan ini.

Saya harap banyak orang tua lain yang bisa mendapatkan kesempatan yang sama dengan saya untuk pengasuhan yang lebih visioner, berkesadaran, optimis, dan realistis sesuai dengan kondisi tiap keluarga.
================================

P Ahmad
Businessman dan sekaligus orangtua dengan ABK

Jadi tambah wawasan dan pengetahuan. Baru sadar bahwa parenting khususnya ABK harus di manage secara sistematis dan dikerjakan dengan sebaik-nya. Sebagaimana kalau kita mengerjakan project atau bisnis kita

===============================

Dan kemudian saya meyakini bahwa seiring waktu,kelas parenting perlu juga melakukan perubahan. Baik materi maupun cara penyampaian. Dimana perubahan inu perlu disesuai dengan kebutuhan.

Kelas parenting jaman now, tidak bisa lagi dengan cara telling. Tapi perlu juga dilakukan discovering dengan mengali dari dalam diri sendiri. Yang tujuannya orangtua bisa memilah dan menentukan style parenting paling cocok untuk masing-masing anak.

Maka metode coaching adalah pijakan paling dasar yang diterapkan di kelas PSP. Dikombinasikan teknik konsultasi dan mentoring. Berbasis persahabatan dan ketulusan diantara pesertanya.

Sebagai fasilitator, saya menyadari bahwa ada saatnya orangtua diharapkan menentukan dan memilih sendiri (based 10 pertanyaan WFO). Sebagai bagian dari pengembangan pertanggungjawaban diri secara conscious ataupun unconscious atas “ke orangtua-annya“.

Ada saatnya orangtua ditambahkan ilmu parenting, untuk lebih memahami anandanya.(terutama ilmu tumbuh kembang fisik maupun nonfisik, yang rata-rata orangtua perlu difasilitasi memahami detailnya).

Ada saatnya orangtua difasilitasi untuk didengarkan unek-unek nya. Hmm.. menjadi orangtua kekinian, tantangannya lumayan. Wajarlah kalau sesekali seolah berhadapan dengan dinding tinggi. Saat seperti itu, saya meyakini perlunya orangtua diberi kesempatan buka katup emosi. Ya kan?Mengatakan dan memaksa orangtua dengan Gimana sih, jadi orangtua yang betul dong, kemana aja selama ini.? menurutku tidak membuat orangtua terangkat ke level lebih tinggi.dalam ke-orangtua-annya

Maka dengan pertimbangan pentingnya kelas PSP, YPKA merencanakan membuka kelas PSP batch ke 6. Dimana di kelas ini, makin banyak ilmu humanity yang diintegrasikan di dalamnya. (Tunggu informasinya ya.)

Bukankah memanusiakan manusia menjadi dasar terpenting dalam program parenting
Humanity di sini, bukan hanya dari sisi anak, tapi juga dari sisi orangtua.

Terakhir, kembali saya sampaikan terima kasih atas kesediaan bapak dan ibu yang telah bergabung di kelas PSP. Selanjutnya, ijinkan untuk tetap membersamai dalam peserta di batch 1 hingga 5, dalam kelas alumni PSP. Agar teori tidak hanya jadi teori. Tapi bisa dipraktekkan dan dinikmati keberhasilan pencapaian bersama ananda.

Sampai jumpa di kelas ya.