Link Instgram : Bunda Nefri
Gerak Refleks merupakan gerakan spontan yang dilakukan seseorang ketika ia mendapat stimulus (rangsangan). Dimana tujuan dari gerak refleks ini, untuk menjaga agar seseorang tetap aman dan nyaman.
Perjalanan tentang Teori Gerak Refleks telah melewati waktu berabad. Selama waktu itu, dunia mencatat adanya pro dan kontra teori gerak refleks. Dari catatan saya, teori tentang Refleks ini, pertama kali disampaikan oleh Sir Charles Scott Sherrington OM PRS FRCP FRCS. Beliau adalah seorang ahli neurofisiologi Inggris, ahli histologi, ahli bakteriologi, dan ahli patologi, penerima Nobel dan presiden Royal Society di awal tahun 1920-an. Melalui publikasinya , The Integrative Action of the Nervous System , ia menyampaikan teori bahwa sistem saraf, termasuk otak, dapat dipahami sebagai jaringan interlink tunggal.
Erich Walther von Holst merupakan orang kedua yang saya catat sebagai seorang ahli fisiologis perilaku dari Jerman, yang berbicara tentang teori gerak refleks. Hoslt dalam teorinya tidak sependapat tentang teori gerak refleks yang disampaikan oleh Sherrington. Holst dikenang karena karyanya dengan ahli zoologi Konrad Lorenz mengenai proses generasi stimulan endogen dan koordinasi Pusat sebagai dasar Fisiologi perilaku. Dalam hal ini, Holst meyakini bahwa gerakan refleks bukan merupakan hasil stimulus/ rangsangan.
Selanjutnya beberapa orang ahli, (Pavlov, 1927, 1960; Sechenov, 1935, 1961; Sherrington, 1947; Magnus, 1925; Vygotsky, 1986; Bernstein, 1997; Asratian, 1963, 1983) menyimpulkan lima hal penting dalam gerak refleks. Yaitu
- Refleks hanya dilakukan ketika ada stimulus/ rangsangan
- Gerakan merespon stimulus/ rangsangan merupakan perilaku spontan oeh system syaraf
- Gerakan merespon spontan ini terjadi akibat adanya eksitasi (terstimulus/ terangsang)
- Gerakan merespon spontan melibatkan neuron motorik yang bekerja mengirimkan impuls syaraf dari pusat sistim syaraf (PSS) menuju ke efektor (otot dan kelenjar) di seluruh tubuh
- Gerakan Refleks merupakan respon terhadap perubahan yang terjadi di sekeliling makhluk hidup
Tahun 2013, Dr. Svetlana Masgutova (Ph.D. in Developmental and Educational Psychology – Founder of Masgutova Neuro-sensory Motor Reflex Integration SM (MNRI®) menyampaikan teorinya, yang mengacu pada pendapat-pendapat para ahli di atas. Metode Masgutova berpijak pada konsep integrasi refleks dan serangkaian program MNRI® yang berfokus pada pemulihan dan pematangan pola motorik primer, refleks dan sistem koordinasi untuk mencapai kinerja mekanisme alami, proses perkembangan saraf, fungsi otak, dan motorik sensorik integrasi yang optimal
Menurut Masgutova, aktivasi pola refleks membangkitkan sumber daya motorik genetik alami dan program regenerasi diri, memperkuat memori motorik dan koherensi motorik sensorik, dan meningkatkan ketahanan. Secara singkat, metode Masgutova menunjukkan gerak refleks bekerja pada peningkatan fungsi. Dimana peningkatan fungsi dari individu dilihat dari kemampuannya bergerak menuju realisasi potensi motorik penuh, sosial, emosional, dan kognitif mereka.
Maka perjalanan perkembangan, gerak refleks berkembang menjadi bagian penting dalam tumbuh kembang anak. “Hands on Learning Solution”, menjadi salah satu dari begitu banyak lembaga yang bergerak di bidang pendidikan yang sejalan dengan perkembangan teori gerak refleks. Hand on solution kemudian mengusulkan perubahan piramida pembelajaran yang dibuat oleh Williams & Shellenberger (1996).
William bersama dengan Shellenberger, berhasil merancang piramida pembelajaran. Dikenal dengan nama “Pyramid of Learning”. Dimana piramida yang diusulkan mereka berdua mengacu pada
- Pembelajaran bersifat inkremental (berkembang secara sedikit demi sedikit dan teratur)
- Integrasi sensorik anak memainkan peran besar dalam perkembangan mereka.
Hands on Learning Solution menambahkan dua lapis di bagian bawah “Pyramid of Learning” tersebut. Dimana gerak refleks menempati posisi ke dua dari bawah. Dengan 9 balok di area gerak refleks tersebut yang mengacu pada jenis-jenis Refleks yang diyakini menjadi fondasi penting tumbuh kembang anak. Hands on Learning Solutions, memberi nama “Learning Skills Pyramid” pada piramida perubahan tersebut.
Sembilan Gerak Refleks yang tertera dalam “Learning Skills Pyramid” tersebut adalah
- Rocking (gerakan berayun yang berirama)
- Muscle Tone (Kekuatan otot)
- Moro (gerakan anak sebagai respon stimulus yang mengejutkan)
- Survival Reflex (upaya untuk bertahan hidup)
- ATNR (ATNR = asymmetric tone neck reflex, Merupakan gerakan yang tidak simetris karena adanya stimulus pada otot leher)
- Hand Grasp (gengaman tangan)
- Attachment (merasakan kelekatan)
- Respon to touch (respon saat di sentuh, berhubungan dengan indera peraba)
- Sucking Rooting (menghisap dan berputar, merupakan respon saat bayi mencari ASI.
Sembilan Refleks ini kemudian juga diyakini oleh para ahli, dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan deteksi dini untuk anak-anak yang berpotensi mengalami hambatan dalam tumbuh kembangnya. Anak-anak yang berpotensi mengalami hambatan di salah satu ataupun ke empat area perkembangan. Yaitu area perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa dan wicara, dan yang terakhir adalah area bersosial. Diharapkan dengan adanya deteksi dini tersebut, jika dilanjutkan dengan intervensi dini yang tepat, mampu mengurangi atau menghilangkan potensi gangguan tumbuh kembang hingga 90%
Masgutova sebagai salah seorang tokoh penting dalam teori gerak refleks, menjelaskan perkembangan gerakan refleks melalui empat fase.
- Fase pertama adalah “emerge” (muncul).
- Fase kedua adalah aktif (mulai melakukan gerakannya).
- Fase ke tiga adalah matang (refleks ini telah berkembang sempurna).
- Dan fase terakhir adalah terintegrasi. Dalam hal ini terintegrasi dengan gerak refleks yang lain, hingga menjadi gerakan yang lebih kompleks dan bekerja secara sinergi pada seluruh tubuh. Dimana gerakan-gerakan refleks yang telah bersinergi menjadi lebih kompleks ini dibutuhkan manusia dewasa untuk membantunya tetap aman dan nyaman
Masih ada kaitannya dengan fase gerak refleks, Masgutova pun menyampaikan bahwa gerak refleks tidak pernah menghilang, sebagaimana diyakini oleh banyak ahli lainnya. Gerak refleks menetap sepanjang usia manusia. Bekerja dalam tubuh manusia. Menjaganya untuk aman dan nyaman, hingga akhir usia.
Para ahli juga sepakat, bahwa waktu penting untuk melakukan deteksi dini dan intervensi dini pada gerak reflek adalah
- Saat bayi masih dalam kandungan dengan memastikan pergerakan janin di dalam kandungan tidak terhambat
- Saat bayi baru lahir, dengan melakukan asesmen untuk memastikan 9 gerak refleks telah aktif
- Sampai dengan 12 bulan usia lahir bayi (paling tidak) untuk memastikan gerak refleks anak mengalami perkembangan dari aktif menjadi matang dan terintegrasi, tanpa ada hambatan.
Untuk memastikan bahwa gerak refleks telah berkembang dan melalui setiap fasenya dengan sebaik baiknya, dibuat 5 penilaian yang mengacu pada kriteria:
- Spontan (segera, tanpa ada delay dalam berespon),
- Dilakukan tepat sama oleh anggota tubuhnya yang berbeda sisi (simetris kiri-kanan, atas-bawah, depan-belakang)
- Dilakukan dengan kekuatan otot yang sesuai, tidak terlalu lemah atau terlalu kuat
- Dilakukan dengan mengacu pada arah seharusnya (misal, menjauhi sumber stimulus yang membahayakan dan bukan makin mendekati)
- Circuit (Lengkung gerak refleks dalam tubuh yang bekerja melalui syaraf-syaraf diawali dari rangsangan yang terdeteksi oleh reseptor (indra) hingga terjadinya respon yang terlihat dalam bentuk gerakan spontan)
Karena anak-anak yang sehat, bertumbuh dan berkembang baik adalah harapan semua orangtua. Maka memperhatikan kesehatan anak dimulai dari kandungan, dengan tidak mengabaikan perkembangan gerak refleksnya, adalah sangat penting. Karena Anak sehat. Orangtua bahagia
Referensi:
Delina A. Robair M.Ed., Nikki Edwards , 2016, The Pyramid of Learning, Develop Genius, Inc.; 2nd edition
Graham Ratcliff, Basic organization of movement, di akses pada tanggal 3 nopember 2020 melalui https://www.britannica.com/science/human-nervous-system
Svetlana Masgutova Ph.D, 2015, Reflexes : Portal to Neurodevelopment and Learning“, Svetlana Masgutova Institute
Hands on Learning Solutions, http://www.hol-solutions.com/learning-challenges/learning-skills-pyramid/