Apa itu ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Seberapa seringkah kita mendengar kata ADHD diucapkan di lingkungan keseharian?
Anak-anak yang tidak berhenti bergerak, murid-murid yang kurang mampu menyimak/ fokus dalam waktu yang lama di kelas, atau anak-anak yang cepat bosan dan beralih perhatian, adalah beberapa anak yang dengan mudah disebut sebagai ADHD.
Saya sendiri punya pengalaman dengan putra kedua saat ia masih kanak-kanak, yang jarang terlihat diam dalam satu posisi yang sama dalam jangka waktu lebih dari 10 menit. Ia bergerak dan bergerak. Aktifitasnya sangat padat dan jarang terlihat lelah. Gelisah dan kesulitan untuk dapat bermain bersama dengan teman atau saudaranya. Saat itu, saya diingatkan, oleh seorang guru tentang kemungkinan putra kami, penyandang ADHD. Maka saya membawanya berkonsultasi dengan seorang psikolog. Hasil assessment yang dilakukan oleh psikolog tersebut selama 6 bulan adalah, putra kami BUKAN penyandang ADHD. Kategorinya di level AKTIF. Bukan ADHD. (diperlukan waktu pengamatan minimal 6 bulan untuk mengamati apakah perilaku2 yang mengarah kepada ADHD dialami secara konsisten oleh seorang selama waktu tersebut, untuk menentukan apakah seseorang menyandang ADHD atau tidak. Dan ini hanya boleh dilakukan oleh ahli yang kompeten)
Jadi sebenarnya apa yang dinamakan ADHD? Penyakit apakah? Dan bagaimana dampaknya dalam tumbuh kembang anak.
Dalam tulisan ini, saya mengumpulkan pendapat-pendapat tentang ADHD, dan saya terjemahkan dalam Bahasa Indonesia, untuk memudahkan kita membaca dan memahaminya. Silahkan disimak. Semoga manfaat.
Apa itu ADHD?
– Pendapat Pakar Ilmu Kesehatan
ADHD adalah penyakit yang umumnya dijumpai pada masa kanak-kanak dan dapat diobati.
ADHD mengacu kepada suatu kondisi kesehatan yang berhubungan dengan suatu zat aktif-biologis di dalam otak. Studi menunjukkan bahwa ADHD dapat mempengaruhi area tertentu di otak. Dimana fungsi otak yang terkena adalah untuk memampukan manusia dalam memecahkan masalah, membuat perencanaan masa depan, memahami tindakan orang lain, dan mengendalikan dorongan implusif dalam diri. (sumber : American Academy of Child and Adolescent Psychiatry)
Diagnosis ADHD digariskan oleh APA (American Psychological Association) di DSM-5 (The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Health Disorders, 5th edition) sebagai pola kurangnya perhatian dan/ atau hiperaktif-impulsif yang berlangsung seumur hidup dan persisten (berkepanjangan dan menetap) yang mengganggu fungsi atau perkembangan di sepanjang waktu dan keteraturan dalam hidupnya.
(Penjelasan lebih rinci tentang hal ini dapat dibaca pada tulisan yang ke 4)
–Pendapat dari Ilmu Pendidikan
ADHD dari sudut pandang seorang pendidik, berpijak pada pendapat yang disampaikan oleh para ahli medis.
Seorang pendidik, tidak memiliki kewenangan untuk memberikan “label” ADHD. Tetapi ia dapat melakukan assessment berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan orangtua ataupun orang dewasa yang terlibat dalam keseharian dengan siswa/inya. Dimana hasil assessment ini digunakan sebagai rujukan kepada ahli medis terkait, untuk ditindak lanjuti dan diberikan diagnosanya.
(bersambung…)
Catatan:
Tulisan ini adalah tulisan pertama dari enam rangkaian tulisan tentang ADHD.
Rangkaian tulisan berikutnya:
#2. Siapa yang berpotensi sebagai penyandang ADHD
#3. Sejarah dan Perkembangan Diagnosis ADHD
#4. Jenis-jenis ADHD. Gejala, Penyebab dan Pengobatannya
#5. Dukungan kepada Penyandang ADHD
#6. Apa yang Perlu Diketahui dari Penyandang ADHD
Ditulis oleh Bunda Nefri
Trainer Kemandirian Anak & Empowering Parenting Coach
Trackbacks/Pingbacks