
kapan anakku siap sekolah
Kapan Anakku Siap Sekolah?
Catatan Bunda Nefri, 16 Juli 2020
Kapan anakku siap sekolah?, adalah pertanyaan yang seringkali muncul dalam diri orangtua dengan anak spesial. Baik diucapkan atau tidak. Sebuah pertanyaan yang menyiratkan harapan orangtua akan kesempatan anaknya mampu mengikuti pendidikan. Dimana selain ada harapan, ketika bertanya, orangtua juga sekaligus menyadari, ada kenyataan tentang perbedaan kemampuan ananda spesialnya, dibandingkan dengan kemampuan anak reguler seusianya.
Maka, pertama, ada baiknya sebelum menjawab pertanyaan, orangtua mengetahui tentang “siap sekolah”.
Silahkan simak dua pendapat ahli berikut ini, tentang kriteria penerimaan calon peserta didik, di jenjang pendidikan SD (sekolah dasar)
Pendapat pertama dari Orissa Anggita Rinjani, M.Psi., Psi., Psikolog Pendidikan di Rumah Dandelion. Beliau menekankan pentingnya mengetahui kematangan sekolah, saat seleksi penerimaan peserta didik.
Dimana kematangan sekolah dilihat secara menyeluruh pada anak, di area
- Kemampuan kognitif seperti mengenal fungsi benda-benda, berpikir sebab akibat.
- Bahasa, memahami instruksi, menjawab pertanyaan, bercerita.
- Motorik kasar seperti duduk tegak, melompat.
- Motorik halus seperti koordinasi mata tangan, menggunting, menggambar orang.
- Sosial-emosional seperti berinteraksi dengan teman, mengikuti aturan, kontrol emosi,
- Kemandirian yaitu pakai baju sendiri, makan sendiri, toilet training
Pendapat kedua dari Finda Diftrianita, M.Psi.Psikolog Anak RS AZRA Bogor. Beliau menyampaikan hal serupa, tentang pentingnya aspek perkembangan untuk dijadikan acuan dalam menentukan penerimaan peserta didik.
Empat aspek perkembangan yang dijadikan acuannya adalah:
- Aspek motorik: keterampilan yang melibatkan koordinasi gerak fisik, meliput motorik kasar dan motorik halus.
- Aspek kognitif: kemampuan berpikir, seperti mengingat, menangkap informasi.
- Aspek sosial-emosional: keterampilan dalam meregulasi emosi dan menjalin interaksi dengan lingkungan sosial.
- Aspek kemandirian: berusaha melakukan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain.
Dipertegas lagi oleh beliau aspek kognitif yang dimaksud adalah mampu:
- Mengerjakan lebih dari satu aspek tugas atau serangkaian tugas yang diberikan
- Mengklasifikasikan suatu objek ke dalam suatu kelompok ataupun subkelompok
- Mengingat dan berpikir secara logis
- Membuat pernyataan dengan pertimbangan
- Melakukan pembelajaran spasial yang berkaitan dengan ruang.
Dalam hal ini, kedua ahli tersebut, tidak memasukkan Ca-Lis-Tung (Baca Tulis dan Hitung), sebagai kriteria kesiapan sekolah. Kedua ahli tersebut, juga tidak menyebutkan batasan usia untuk menjadi acuan. Tetapi fokus pada kriteria yang mengacu pada tumbuh kembang. (bahasa dan wicara, motorik kasar, motorik halus, sosial, dan kognitif)
Kembali pada pertanyaan tentang ananda. Mengacu pada pendapat dua ahli di atas, menurut bapak dan ibu, bagaimana dengan kesiapan sekolah ananda? Apakah sudah mencapai kemampuan yang sesuai dengan kriteria yang kesiapan sekolah tersebut?
Bagaimana jika bapak dan ibu, dari hasil pengamatan, ananda tidak memenuhi kriteria kesiapan sekolah? Apakah itu artinya tes hasil kesiapan sekolah yang diterima bapak dan ibu sudah tepat? Lalu, apa yang akan dilakukan berikutnya, terkait dengan kesiapan sekolah ananda?
selanjutnya…. “Kapan Anakku Siap Sekolah?” (bagian 2)