SIAPAKAH YANG BERPOTENSI SEBAGAI PENYANDANG ADHD
Menurut data epidemiologi, sekitar 5% orang dewasa di Amerika merupakan penyandang ADHD.
Artinya lebih dari 11.000.000 orang di AS, menyandang ADHD. Ini terjadi pada jenis kelamin pria maupun wanita. Dimana dalam sebagian besar kasus, penyandang ADHD bertahan sepanjang masa hidup. Jadi ADHD TIDAK terbatas pada anak-anak.
Mengapa demikian?
Pendapat dari APA, ADHD adalah kondisi neuro-behavioral, (Neuro-behavioral adalah subspesialis neurologi yang mampu mempelajari dasar neurologis dari perilaku, memori dan kognisi, dampak dari kerusakan saraf dan penyakit pada fungsi-fungsi ini, sumber: Rumah Sakit Otak Nasional).
Dimana kondisi neuro-behavioral ini membuat penyandang ADHD, menetap selama hidupnya. Dimana perkirakan 2 dari 3 penyandang ADHD mengalami kesulitan terkait ADHDnya dimulai dari masa anak-anak hingga mereka dewasa. Hingga saat ini tidak ada satu jenis obat yang dapat menjamin kesembuhan penyandang ADHD.
Terbukti juga ADHD terjadi pada pria dan wanita.
Hasil peneitian sebelumnya menyampaikan kemungkinan ADHD lebih banyak disandang pria. Tetapi pendapat ini pun tidak bertahan lama dengan ditemukannya wanita-wanita penyandang ADHD. Sayang, karena mengacu pada pendapat sebelumnya bahwa Anak laki-laki dan laki-laki lebih cenderung sebagai penyandang ADHD, maka anak laki-laki mendapatkan perhatian lebih dari para wanita. Melalui lebih banyaknya rujukan untuk tes dan pengobatan ADHD. Dan ini membuat pengumpulan informasi tentang perbandingan jumlah penyandang ADHD pria dan wanita, tidak dapat diyakini keakuratannya. Tidak didapatkan data valid, dimana perbandingannya mengacu pada keadaan setara, baik pria maupun wanita sama-sama belum mendapatkan akomodasi dan pelayanan.
Sayangnya Indonesia belum memiliki data akurat dari prevalensi anak dengan ADHD di wilayah Negara Indonesia. Namun ada beberapa informasi yang dapat dijadikan rujukan yaitu :
- berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Nasional (BPSN), prevalensi tahun 2007 terdapat 8,3 juta anak dari 82 juta anak Indonesia dinyatakan sebagai anak berkebutuhan khusus (termasuk di dalamnya penyandang ADHD) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010).
- Hasil survei Saputro (2009) menyatakan bahwa, 4%-12% di antara anak usia sekolah mengalami ADHD dengan perbandingan laki-laki : perempuan = 4 : 1 sampai 9 : 1. Berdasarkan jumlah tersebut, 30%-80% diagnosis menetap hingga usia remaja, dan 65% hingga usia dewasa. Jumah kasus ADHD di Indonesia belum banyak diketahui, padahal kasus ADHD terhitung tidak sedikit. Seperti pada wilayah Jakarta, ditemukan 26,2% dari anak berumur 6-13 tahun mengalami ADHD.
- Sejalan denga penghitungan WHO, diperkirakan 10 persen dari penduduk Indonesia (24 juta) adalah penyandang disabilitas (di dalamnya ada penyandan ADHD).
- Menurut data PUSDATIN dari Kementerian Sosial, pada 2010, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia adalah: 11,580,117 orang dengan di antaranya 3,474,035 (penyandang disabiltais penglihatan), 3,010,830 (penyandang disabilitas fisik), 2,547,626 (penyandang disabilitas pendengaran), 1,389,614 (penyandang disabiltias mental) and 1,158,012 (penyandang disabilitas kronis).
Catatan:
Tulisan ini adalah tulisan kedua dari enam rangkaian tulisan tentang ADHD.
Rangkaian tulisan yang lain:
#1.Apa itu ADHD
#2. Siapa yang berpotensi sebagai penyandang ADHD
#3. Sejarah dan Perkembangan Diagnosis ADHD
#4. Jenis-jenis ADHD. Gejala, Penyebab dan Pengobatannya
#5. Dukungan kepada Penyandang ADHD
#6. Apa yang Perlu Diketahui dari Penyandang ADHD
Ditulis oleh Bunda Nefri
Trainer Kemandirian Anak & Empowering Parenting Coach